Makalah Dimensi Dimensi Perencanaan System Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan lepas dari
kegiatan pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisik maupun psikis.
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak
ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan
dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan
untuk pembentukan anak manusia demi menunjang perannya di masa yang akan
datang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu budaya yang mengangkat
harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan
memegang peranan penting yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia.
Berdasarkan
uraian di atas, maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana
konsep perencanaan sistem pendidikan islam yang baik dan bagaimana
signifikansinya terhadap hasil pendidikan
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian
dimensi perencanaan system pendidikan ?
2.
Bagaimana
dimensi-dimensi prinsip perencanaan pendidikan?
3.
Bagaimana
karakteristik perencanaan pendidikan?
4. Apa manfaat perencanaan
pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Sistem Pendidikan
Agama Islam
1. Pengertian perencanaan
Dalam ilmu manajemen perencanaan.[1]
sering disebut dengan istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu
keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan
suatu pekerjaan yang terarah pada tujuan pencapaian tujuan tertentu.[2]
Perencanaan menurut Willian H. Newman
menjelaskan bahwa perencaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.[3]
Perencanaa berisi rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang
tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan
prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Sedangkan Ulbert Silalahi menyatakan
bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan
mengatur pemberdayaan manusia, informasi, finansial, metode, dan waktu untuk
memaksimalkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.[4]
Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang dilakukan seseorang secara
sistemik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Pengertian sistem
Menurut Oemar Hamalik sistem adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling terintegrasi untuk mencapai
suatu tujuan.[5]
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia sistem adalah perangkat atau unsur
yang secara langsung saling berkaitan dan sehingga membentuk totalitas.[6]
Dapat dipahami bahwa, sistem itu
tersusun dari berbagai macam komponen yang saling berhubungan dan bahu
membahu dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Misalnya sistem
pembelajaran yang terdiri dari tujuan, pembelajaran, materi, metode, dan alat,
sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran. Semua ini akan bermuara kepada
pencapaian tujuan pembelajaran yang dimaksud.
3. Pengertian pendidikan agama Islam
Pendidikan dapat diartikan secara
sempit yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak-anak dampai ia dewasa.[7]
Sedangkan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang menyangkut proses
perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai bagi anak didik, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian anak yang pandai, baik, mampu hidup,
berguna bagi masyarakat.[8]
Definsi di atas mengandung pengertian
yang lebih luas, yakni menyangkut perkembangan dan pengembangan manusia. Namun
demikian, pengertian tersebut masih terbatas pada persoalan-persoalan duniawi.
Dan belum memasukkan aspek spritual religius sebagai bagian terpenting yang
mendasari pengembangan dan dan perkembangan manusia dalam proses pendidikan
Menurut Naquid al-Attas kata
pendidikan berasal dari kata ta’dib, atau tarbiyah yang lebih menekankan pada
mengasuh, menanggung, memberi makan, memelihara dan menjadikan bertambah dalam
pertumbuhan.[9]
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan
adalah suatu usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk
keselamatan dan kebahagian manusia.[10]
Menurut Soergarda Purbakawaca
pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya
kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama
sebaik-baiknya.[11]
Ketiga pengertian pendidikan diatas,
mempunyai arti yang cukup luas, meliputi pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan hidup. Dan belum menyentuh aspek-aspek spiritual yang dilandasi
ajaran Islam. Untuk itu akan lebih baik jika dipadukan dengan pengertian
pendidikan yang dilandasi oleh semangat keislaman, sebagaimana yang dikemukakan
oleh H.M. Arifin tentang rumusan pendidikan Islam hasil seminar Pendidikan
Islam se-Indonesia yaitu Pendidikan Islam adalah sebagai bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran Islam.
Istilah membimbing, mengarahkan dan
mengasuh serta mengajarkan dan melatih, mengnadung pengertian usaha
mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju
tujuan yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan
kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur.[12]
Dari definisi di atas ada tiga poin
yang dapat disimpulkan yaitu: Pertama, Pendidikan Islam menyangkut aspek
jasmani dan rohani, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, oleh karena itu pembinaan terhadap keduanya harus seimbang.
Kedua, Pendidikan Islam
mendasarkan konsepsinya pada nilai-nilai religius. Ini berarti bahwa pendidikan
Islam tidak mengabaikan faktor teologis sebagai sumber dari ilmu itu
sendiri. sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Baqarah:31.
Ketiga, adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus dicapai,
sebagaimana kita ketahui bahwa takwa merupakan benteng yang dapat berfungsi
sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luar.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.[13]
Jadi Pengertian Perencanaan Sistem
Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang dilakukan seseorang secara
sistemik yang tersusun dari berbagai macam komponen yang saling
berhubungan dan bahu membahu dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai
dengan ajaran Islam.
B. Dimensi-Dimensi Atau Ruanglingkup Perencanaan
Pendidikan Islam
Untuk memahami
arti perencanaan pendidikan, seseorang perlu memahami dimensi perencanaan
pendidikan, yaitu tingkat, ukuran, dan besaran masalah yang terkait dengan
perencanaan pendidikan. Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses
perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Signifikansi
Perencanaan pendidikan
harus memperhatikan signifikansi dan kegunaan sosial dari tujuan pendidikan
yang diajukan. Pengambilan keputusan harus mempunyai garis-garis yang jelas dan
mengajukan kriteria evaluasi. Signifikansi dapat ditentukan berdasarkan
kriteria yang dibangun di dalam proses perencanaan.
2. Relevansi
Perencanaan pendidikan memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik atau waktu yang tepat agar dapat dicapai secara
optimal.
3. Adaptif
Perencanaan pendidikan bersifat dinamik, sehingga
perlu mencari umpan balik. Penggunaan proses memungkinkan perencanaan
pembelajaran yang fleksibel, adaptif, realistis, yakni dapat dirancang untuk
menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
4. Feasibilitas
Feasibilitas artinya perencanaan terkait dengan teknik
dan estimasi biaya serta lainnya dalam pertimbangan yang realistis.
5. Kepastian atau defenitivenes
Sekalipun perlu banyak alternatif yang disediakan dalam
perencanaan pendidikan, konsep kepastian dapat meminimumkan atau mengurangi kejadia-kejadian
yang tidak diduga.
6. Ketelitian atau psimoniuseness
Ketelitian hendaknya diperhatikan agar perencanaan
pendidikan disusun dalam bentuk sederhana dan sensitif terhadap kaitan-kaitan
antara komponen pembelajaran.
7. Waktu
Perencanaan pembelajaran hendaknya dapat memprediksi
kebutuhan masa depan, dan tetap memperhatikan kemajuan zaman.
8. Monitoring
Monotoring berguna untuk mengetahui apakah komponen yang
ada berjalan sebagaimana mestinya.
9. Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang
akan direncanakan
Maka perencanaan
pengajaran perlu memuat hal-hal berikut ini:
a) Tujuan apa yang
diinginkan
b) Program dan layanan
c) Tenaga manusia
d) Keuangan
e) Bangunan fisik
f) Struktur
organisasi
g) Kontek sosial.[14]
C. Karakteristik Perencanaan Pendidikan
Ada beberapa
karakteristik yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru dalam menyususn
suatu rencana pembelajaran yaitu:
1. Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap
siswa yang belajar dan disusun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa.
2. Memiliki tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut.
3. Penysusnan perencanaan harus disusun secara sistematis
yaitu dari materi dari yang mudah dan diikuti dengan materi yang sulit dan dari
segi pembelajaran yang diberikan harus mempertimbangkan keakuratan metode,
media, evaluasi, dan tujuan pembelajaran.
4. Pembelajaran harus disusun dengan menggunakan pendekatan
sistem.[15]
D. Manfaat Perencanaan Pendidikan
Perencanaan
pendidikan merupakan satu tahapan merupakan satu tahapan dalam proses belajar
mengajar. Perencanaan menjadi sangat penting karena dapat berfungsi sebagai
dasar, pemandu, alat kontrol, dan arah pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
yang baik akan melahirkan proses pembelajaran yang baik pula. Perencanaan
pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan organisasi
intruksional.[16]
Secara sistematik perencanaan pembelajaran
mencakup kegiatan merusmuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi
pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar, dan merumuskan
sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan
penting dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran harus didesain
secara sistematis dalam merumuskan tujuan, bagaimana karakteristik siswanya,
bagaimana menentukan metodenya, dan bagaimana cara mengevaluasinya.
Perencanaan pembelajaran seharusnya
dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan
lrbih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang
pendidik.perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis,
tepat waktu, dan memberi peluang untuk lebih dikontrol dan dimonitor dalam
pelaksanaannya. Sedangkan manfaat perencaan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi
setiap unsur ynag terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja, baik unsur guru maupun unsur siswa
dan sisiwinya.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu kegiatan,
sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kegiatan tersebut
e. Untuk bahan pengususnan data agar tidak terjadi
kesenjangan dalam kegiatan pembelajaran.
f. Untuk menghemat waktu dan tenaga.[17]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas
maka penulis berkesimpulan bahwa perencanaan sistem pembelajaran menjadi sangat
penting bagi para guru, karena perencanaan pembelajaran digunakan sebagai
pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa-siswinya dalam kegiatan
belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik. Perencanaan menjadi sangat
penting karena dapat berfungsi sebagai dasar, pemandu, alat kontrol, dan arah
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik akan melahirkan proses
pembelajaran yang baik pula.
Selain itu, perencanaan
pembelajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para
pengelola pendidikan lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai seorang pendidik.perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran
secara lebih ekonomis, tepat waktu, dan memberi peluang untuk lebih dikontrol
dan dimonitor dalam pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Kapita
Selekta Pendidikan Islam, Bandung;Angkasa, 2003
Ahmad D.
Marribah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung; Al-Ma’arif, 1981
Ahmad Tafsiri,
Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung; Remaja Rosda Karya, 2001 cet
ke-4
Dr. Kasful
Anwar Us. M.Pd. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Bandung; Alfabeta, 2010
H.M. Arifin,
Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta;Bina Akasara, 1987, cet. Ke-1 h. 13 Ki Hajar
Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta; Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa
M. Natsir Ali,
Dasar-dasar Ilmu mendidik, Jakarta;Mutiara, 1997Prof. Nana Syaodih S., Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2010, h.
Oemar Hamalik,
Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara, 1995
Syekh Muhammad
al-Naquid Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Bandung;Mizan,1984
cet. Ke-1
http://zahratulnajwa.blogspot.co.id/2012/05/perencanaan-sistem-pembelajaran.html
[1] Perencaan adalah proses cara, perbuatan
merencanakan (merancangkan) Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia , h. 946
[2] Dr. Kasful Anwar Us. M.Pd. Perencanaan
Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung;
Alfabeta, 2010, h. 21
[9] Syekh Muhammad al-Naquid Al-Attas, Konsep
Pendidikan Dalam Islam, (Bandung;Mizan,1984) cet. Ke-1 h. 60
[10] Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan,
(Yogyakarta; Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962) sebagaimana dikutip
oleh Abuddin Nata dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, h. 11
[13] Ahmad Tafsiri, Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2001) cet ke-4, h. 32
[15] Pendekatan sistem adalah salah satu cara
dalam penyusunan rencana pembelajaran yang dapat memperhatikan berbagai
komponen pembelajaran seperti metode, media, evaluasi, dan tujuan pembelajaran,
waktu, dan sumber belajar. Semua komponen tersebut harus dapat berkolaborasi
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Dr. Kasful Anwar Us. M.Pd. Perencanaan
Sistem Pembelajaran,,,,h. 29-30
[16] Organisasi intruksional adalah pembelajaran
mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran atau disebut dengan desain
intruksional. Sedangkan komponen organisasi intruksional yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah
interaksi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan , dan evaluasi
pembelajaran. Dr. Kasful Anwar Us. M.Pd. Perencanaan Sistem
Pembelajaran,,,,h. 30