MAKALAH BAHASA ARAB TAUKID DAN BADAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
jalan, kekuatan, serta petujuk-Nya sehingga makalah tentang “ Taukid dan Badal
“ ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam harus tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaat belaiau di hari kiyamat nanti,
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan narasumber. Disadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Allah SWT. Selalu
melimpahkan rahmat, karuniah, dan hidayah-Nya kepada kita serta semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTARISI……………………………………………………………… iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang……………………………………………..
1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………….. 1
1.3. Tujuan………………………………………………………. 1
BAB
II PEMBAHASAN
3.1. Kaidah Nahwiyyah Tentang Tawabi’…………………….. 2
A. Taukid…………………………………………………. 2
B. Badal…………………………………………………… 3
3.2. Bacaan
yang mengandung kalimat-kalimat tawabi’………. 3
BAB IV
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan………………………………………………...
4
1.2.
Rekomendasi………………………………………………
4
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………… 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat penting dipelajari terutama oleh
kalangan ummat islam, dengan mempelajari bahasa Arab, berarti kita sedang
mempelajari Al Qur’an dan al Hadits karena Al Qur’an dan al Hadits di sajikan
dalam bahasa Arab.
Selain itu, bahasa Arab juga merupakan bahasa dunia dengan urutan nomor
ke tiga maka dengan menguasai bahasa Arab kita akan mudah berkomunikasi
dengan warga dunia terutama di dunia Islam.
Belajar bahasa arab tidak bisa dilepaskan dari qaidah – qaidah nahwu karena
merupakan grammer untuk bahasa Arab. Seseorang akan bisa mengucakan kalimat
–kalimat Arab dengan baik dan benar jika bisa menguasai nahwu dan shorof.
1.2
Perumusan Makalah
Dalam penulisan makalah ini, dibuat
rumusan sebagai berikut :
1.
Qowa’id nahwiyah tentang tawabi,
meliputi:
a.
Na’at
b.
Ataf
c.
Taukid
d.
Badal
2.
Contoh percakapan yang mengandung
tawabi’
3.
Contoh bacaan yang mengandung
tawabi,
1.3
Tujuan penulisan Makalah
1.
Mengenal qaidah – qaidah Bahasa Arab
yang berkaitan dengan tawabi’
2.
Menulis kalimat – kalimat yang
mengandung tawabi’
3.
Mengucapkan kalimat – kalimat yang
mengandung tawabi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kaidah Nahwiyyah tentang Tawabi
Dalam isim marfu’at, isim mansubat, bahkan isim mahfudot terdapat kalimat –
kalimat yang disebut dengan tawabi. Dikatakan sebagai tawabi karena dalam
peraturannya suka mengikuti matbu’ {kalimat yang diikutinya}.
Kalimat –kalimat yang termasuk kepada tawabi’ adalah Naat, Ataf, Taukid dan
badal.
a)
Na’at /Sifat
Menurut bahasa Na’at adalah mensifati sesuatu perkara dengan sesuatu yang
adapada perkara tersebut. Adapun Na’at menurut istilah adalah Isim yang
mengikuti sebuah kalimat serta berpungsi menyempurnakan kalimat yang diikutinya
untuk menjelaskan sebuah sifat dari sifat – sifat yang banyak atau menetapkan
sebuah sifat keepada yang di sifatinya. Contoh seperti lafad قَامَ زَيْدٌالعَاِقلُ
Rukun na’at ada dua, yaitu :
1. Mausuf/Man’ut yaitu yang terkena
sifat
2. Na’at/ Sifat yaitu sifat yang ada
pada maosuf/man’ut
Na’at
terbagi dua bagian, yaitu :
1.
Na’at haqiqi
Yaitu
na’at yang merofa’kan kepada isim domir yang tersembunyi yang kembalinya domir
tersebut kepada maosufnya. Contoh قَامَ زَيْدٌالعَاِقلُkalau
di dohirkan domirnya maka akan menjadi َقامَ زَيْدٌالعَاِقل
هو
Dalam na’at haqiqi peraturannya adalah antara na’at/sifat dan man’ut/maosuf
harus sama empat bidang dari sepuluh macam, yaitu:
a)
Ma’rifat dan nakiroh
b)
Mufrod, Tasniah dan Jama’
c)
Mudzakar dan mu’annas
d)
Rofa, nasab, dan khofad
2.
Na’at Sababi
Yaitu
na’at yang merofakan kepada isim dohir yang pada isim dohir tersebut terdapat
domir yang kembalinya kepada man’ut. Contoh جاء زيد
العاقل ابوه
Peraturan dalam na’at sababi adalah antara na’at dan man’utnya harus sama dua
bidang dari lima macam, yaitu :
a)
Rofa, Nasab, Khofad
b)
Ma’rifat dan Nakiroh
b)
Ataf
Menurut
bahasa ataf adalah mengembelikan sesuatu perkara setelah berpalingnya
perkara tersebut. Namun menurut istilah terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a)
Ataf nasaq yaitu kalimat yang
mengikuti kalimat yang lain dengan memakai perantaraan huruf ataf diantara ataf
dengan kalimat yang diikutinya.contoh lafad
جاء زيد وعمر
Rukun
ataf pada ataf nasaq adalah :
1.
Ma’tuf alaih yaitu kalimat yang di
beri ataf/Matbu
2.
Huruf ataf yaitu alat atau perabot
untuk membuat ataf
3.
Ma’tuf yaitu kalimat yang
diatafkannya
Huruf
ataf adalah :
1.
واو maknanya
mutlaqul jam’I yaitu antara ma’tuf dan ma’tuf alaih itu bersama – sama contoh جاء زيد وعمر
2.
فاء
maknanya adalah Tartib itisol yaitu antara ma’tuf
dan ma’tuf alai terpisah dengan waktu yang sebentar. Contoh جاء زيد فعمر
3.
ثم
maknanya adalah tartib infisol yaitu antara ma’tuf
dan ma’tuf alainya terpisah dengan waktu yang relatif lama. Contoh جاء زيد ثم عمر
4.
او
maknanya untuk memilih contoh جاء
زيد او عمر
5.
ام
maknanya untuk litafsil contoh جاء
زيد ام عمر
6.
اما
maknanya adalah litafsil contoh فاما منا بعد واما فداء
7.
بل
maknanya adalah idrob intiqol contoh ماجاء زيد بل عمر
8.
لا
maknanya adalah nafyi contoh ماجاء زيد لا عمر
9.
لكن
maknanya adalah intiqol contoh ماجاء زيد لكن عمر
10.
حتى
maknanya adalah goyah contoh اكلت
السمك حتى رأسها
b)
Ataf bayan
Kalimat
yang mengikuti kalimat yang lain, serta jamid/ tidak bisa di tasrif yang
menyerupai sifat yaitu sama – sama menjelaskan matbu’nya serta tidak bisa
dpisahkan dari matbu’nya
c)
Taukid
Menurut
bahasa taukid adalah menguatkan. Taukid Menurut istilah terbagi dua yaitu :
1)
Taukid lafdi
Taukid
lafdi adalah mengulangi lafad dengan dzatiah lafad tersebut atau dengan
murodifnya. Contohnya جاء زيد زيد atau جاء
انسان بسر
2)
Taukid ma’nawi
Taukid
ma’nawi adalah lafad yang mengikuti lafad yang lain yang dimaksud oleh lafad
tersebut keadaan lafadz yang diikutinya secara dohir.
Taukid ma’nawi terbagi kepada dua bagian, yaitu :
Ø Taukid
ma’nawi aini
Yaitu
taukid yang dapat menghilkangkan prasangka tidak adanya mudof terhadap mu’akadnya.
Adawat taukidnya ada dua yaitu lafad نفس dan lafad عين
.namun jika muakadnya
tasniah atau jama maka lafad نفس dan lafad عين ini harus dimasukan kepada wajan افعل jadi
انفس dan
اعين
Ø Taukid
ma’nawi sumuli
Yaitu
taukid yang menghilangkan prasangka tidak adanya mencakup semua yang ada pada
mu’akad. Adawat nya ada dua yaitu lafad كل dan lafadz اجمع
dan pengikut lafad
اجمع yaitu
lafad اكتع
, ابتع , ابصع contohnya
adalah جاء القوم كلهم atau جاء القوم اجمعون .
Peraturan
dalam taukid adalah antara taukid dengan mu’akadnya harus sama barisnya rofa,
nasab, atau khofad, kemudian harus sama juga pada ma’rifat dan nakirohnya.
d)
Badal
Badal menurut bahasa adalah pengganti. Menurut istilah adalah lafad yang
mengikuti lafad yang lain pada hukumnya dengan tidak memakai perantara antara
badal dengan mubdal minhunya. Jika badal isim berarti mubdal minhu nya juga
isim, jika badalk fiil berarti mubdal minhunya juga fiil.
Antara badal dengan mubdal minhu harus sesuai pada baris rofa, nasab, dan
khofad serta ma’rifat dan nakiroh.
Badal menurut istilah terbagi menjadi empat bagian,yaitu :
1.
Badal kul min kul/badalmutobiq/
syai’ min syai’ yaitu badal yang merupakan dzatiah dari mubdal minhu nya contoh
lafadz جاءزيد اخوك
2.
Badal ba’di minal kulli yaitu badal
yang merupakan sebagian daripada mubdal minhu nya contoh اكلت الرغيف ثلثه
3.
Badal Istimal yaitu badal yang
meliputi mubdal minhu contoh نفعني زيد علمه
4.
Badal golat yaitu menceritakan
yang mubdal minhu kemudian salah lalu menceritakan badal untuk meralat
kesalahannya contoh ركبت زيدا الفرس
2.2
Percakapan yang mengandung kalimat Tawabi
الطَّعَامِ
: مَاذَا تَطْلُبِيْنَ مِنَ الطَّعَامِ ؟
|
اَلْمُضِيْفَة
|
: بَعْضَ السَّمَكِ الكَبِيرِ وَاْلأَرُزِّ مِنْ فَضْلِكَ.
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: وَمَاذَا تَطْلُبِيْنَ مِنَ الشَّرَابِ ؟
|
اَلْمُضِيْفَة
|
: مَاءً مِنْ فَضْلِكَ.
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: وَمَاذَا تُفَضِّلِيْنَ مِنَ الْفَاكِهَةِ ؟ بعض التمر او العنب ؟
|
اَلْمُضِيْفَة
|
: ألتمر والعنب كلهم
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: هَلْ تَشْرَبِيْنَ الشَّايَ ؟
|
اَلْمُضِيْفَة
|
: لاَ، أُفَضِّلُ الماء القهوة.
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: اَلْقَهْوَةُ بِالْحَلِيْبِ ؟
|
اَلْمُضِيْفَة
|
: نَعَمْ، اَلْقَهْوَةُ بِالْحَلِيْبِ
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: شُكْرًا.
|
اَلْمُسَافِرَة
|
: عَفْوًا.
|
اَلْمُضِيْفَة
|
Keterangan
§ Na’at
§ Ataf
§ Taukid
§
Badal
2.3
Bacaan yang mengandung kalimat –kalimat tawabi
مدن
إسلامية
قال
الرسول - صلى الله عليه وسلم - : "لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: المسجد الحرام، ومسجدي هذا، والمسجد
الأقصى". والمسجد الحرام في مكة،
ومسجد الرسول - صلى الله عليه وسلم - في المدينة، والمسجد
الأقصى في القدس. وهذه المساجد هي أهم معالم هذه المدن.
مكة
المكرمة: أشهر مدن العالم الإسلامي، تهفو إليها قلوب المسلمين اجمعين من شتى بقاع الأرض، خصها الله بالتكريم عبر مختلف
العصور، وأقسم بها في قوله تعالى: (لا أقسم بهذا البلد. وأنت حل بهذا البلد). وهي
مسقط رأس الرسول محمد - صلى الله عليه وسلم - ومبعثه. فيها نزل الوحي، ومنها انتشر
نور الحق، يبذد الكفر في كل مكان. يقصدها ملايين الحجاج كل عام، لأداء فريضة الحج،
ويأتبها المعتمرون من أرجاء العالم الإسلامي.
وفي مكة
الكعبة المشرفة، والمسجد
الحرام، وهو أول بيت وضع للناس قال تعالى: (إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة
مباركا وهدى للعالمين). وقد بنى الكعبة نبي الله إبراهيم،
وابنه إسماعيل في مكان تحيط به الجبال. قال تعالى: (وإذ يرفع إبراهيم القواعد من البيت وإسماعيل ربنا تقبل منا).
وفي مكة من المشاعر المقدسة: منى، ومذدلفة، وعرفات،
والصفا، والمروة، وزمزم.
المدينة المنورة: تعد المدينة المنورة المدينة
الإسلامية الثانية بعد مكة، إذ يوجد فيها مسجد النبي - صلى الله عليه وسلم
-. قال الرسول - صلى الله عليه وسلم - "صلاة في مسجدي هذا أفضل من ألف صلاة
فيما سواه إلا المسجد الحرام، وصلاة في المسجد الحرام أفضل من مئة ألف صلاة فيما سواه".
بدأ
تاريخ المدينة المجيد، في العصر الإسلامي بعد هجرة الرسول - صلى الله عليه وسلم - إليها. ومنذ
ذلك اليوم، صارت المدينة مقرا للإسلامي، ومصدرا للنور الذي انطلق، لينير العالم
بنور الإيمان والهدى. وفي المدينة مسجد قباء، أول مسجد أسس على التقوى. وفيها
جبل أحد الذي وقعت عنده غزوة أحد.
القدس:
القدس هي المدينة الثالثة عند المسلمين كلهم ، لأن فيها المسجد
الأقصى المبارك، الذي أسرى الله برسوله
إليه من المسجد الحرام، قال تعالى: (سبحان الذي
أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير). والمسجد
الأقصى، أولى القبلتين، وقد بقي قبلة للمسلمين حتى السنة الثانية للهجرة، حيث تحولت القبلة إلى المسجد
الحرام، كما قال تعالى: (قد نرى تقلب وجهك في السماء فلنولينك قبلة ترضاها
فول وجهك شطر المسجد الحرام وحيث ما كنتم فولوا وجوهكم شطره).
القدس
عاصمة فلسطين، اغتصبها اليهود عام 1948م، وقد قسمت إلى قسمين: هما القدس الشرقية القديمة، وفيها المسجد الأقصى، وقد ظلت جزءا من
الضفة الغربية في المملكة الأردنية
الهاشمية إلى أن وقع عدوان اليهود عليها سنة 1967م فاحتلتها إسرائيل، ضمن ما احتلت
من الأراضي العربية. والقدس
الغربية الجديدة، وهي تحت الاحتلال اليهودي منذ عام 1948م.
Keterangan
§ Na’at
§ Ataf
§ Taukid
§ Badal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tawabi dalam susunan tatabahasa Arab ada empat macam yaitu Na’at, ataf, taukid
dan badal. Na’at terbagi dua yaitu na’at haqiqi dan naat sababi.
Dalam na’at haqiqi harus samaempat bidang dari sepuluh yaitu mufrad tasniah
jama, mudzakar mu’anas, ma’rifat nakiroh, rofa nasab khofad. Dalam na’at sababi
harus sama dua bidang dari lima yaitu rofa, nasab, khoafad, ma’rifat dan
nakiroh.
Taukid terbagi dua yaitu taukid lafdi dan taukid ma’nawi, taukid ma’nawi ada
dua yaitu taukid ma’nawi aini dan taukid ma’nawi syumuli. Badal ada empat macam
yaitu badal kul min kul, badal ba’di min kul, badal istimal, badal golat.
3.2 Rekomendasi
Alhamdulillah makalah ini telah selesai di susun, semoga menjadi tembahan ilmu
khususnya bagi penulis umumnya bagi rekan – rekan pembaca, selanjutnya
tentunya makalah ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu kepada siapa
saja yang mau menyempurnakannya kami haturkan jazakalloh ahsnal jaza.
DAFTAR PUSTAKA
Al Haj Jaja Abdul Jabar Penjelasan
matan al jurumiyah Pesntren Miftahul Huda Manonjaya 1414 H
Syeh Ahmad Zaini Dahlan Syarah
Al Jurumiyah Haromaen
songopuroh Indonesia
Muhammad Yusuf Adifitrah
Arabindo Http//arabindo.co.nr
+ komentar + 1 komentar
mantap min
Posting Komentar